WAW ....!! USIA NYARIS SEABATMBAH LINDU SETIA RACIK GUDEG LEGENDARISNYA. TOLONG DI SHARE
Reviewed by Bayonk
on
7:51 PM
Rating: 5
7:51 PM
Home »
KULINER
» WAW ....!! USIA NYARIS SEABATMBAH LINDU SETIA RACIK GUDEG LEGENDARISNYA. TOLONG DI SHARE
Umur Nyaris Seabad, Mbah Lindu Setia Racik Gudeg Legendarisnya
Pagi itu di satu diantara sudut jalan Sosrowijayan, Kelurahan Sosromenduran, Kecamatan Gedongtengen Kota Yogyakarta, terlihat sebagian orang berkerumun di hadapan seseorang penjual gudeg.
Beberapa orang itu berdiri dengan sabar menanti giliran dilayani oleh penjual gudeg. Dihadapan beberapa pembeli itu tampak seseorang nenek duduk menghadap beberapa baskom berisikan gudeg, ayam, telur, sambel goreng krecek, dan satu tenggok nasi.
Mbah Lindu tengah jualan nasi gudeg dan lauk-pauk pelengkapnya. Walau telah tak cepat, tetapi tangan nenek itu masihlah cukup trampil mengolah tiap-tiap jumlah menu gudeg yang dipesan pelanggannya.
Yaitu Mbok Lindu, nenek bertubuh kecil, yang sehari-harinya berjualan gudeg di depan Hotel Grage Ramayana, jalan Sosrowijayan. Kerutan kulit di badan sang nenek melukiskan usianya.
" Sekarang ini usia saya telah 96, " tutur nenek yang mempunyai nama asli Setyo Utomo itu.
Lantaran usianya yang sudah meraih 96 th., banyak pihak menyampaikan kalau Mbok Lindu yaitu penjual gudeg tertua di Yogyakarta.
Umur tak jadi penghambat untuk Mbok Lindu untuk tetaplah berjualan gudeg. Setiap harinya nenek 15 cucu itu berjualan dari jam 05. 00 pagi sampai 10. 00 pagi.
" Walau telah 96 th., namun tubuh masihlah sehat dan kuat jualan. Bila cuma diam dirumah saja, tak kerja tubuh jadi jadi sakit semuanya, " ungkap Mbok Lindu dalam bhs Jawa.
Mbok Lindu tak ingat secara tentu telah berapakah lama berjualan gudeg. Namun dia menceritakan sudah berjualan mulai sejak sebelumnya mempunyai suami, waktu kolonial Belanda masihlah menempati lokasi Indonesia. Serta dari dahulu sampai sekarang ini tempat jualannya juga tetaplah sama.
Sambil melayani pembeli, Mbok Lindu bercerita, bila dahulu dia mesti jalan kaki dari tempat tinggalnya yang ada Klebengan menuju jalan Sosrowijayan dengan menggendong dagangannya.
" Dahulu pergi dari tempat tinggal seputar jam 04. 00 pagi. Lantaran belum ada lampu, saya mesti membawa obor. Dagangan dahulu saya letakan di pengaron (kwali yang terbuat dari tanah liat) lantaran belum ada baskom, " narasi Mbok Lindu.
Sekarang ini sehari-harinya nenek yang sudah memilik delapan orang cicit itu berjualan dengan dibantu anaknya yang bernama Ratiyah (50). Anak bungsunya itu menolong membungkus pesanan konsumen.
" Bila menjuali konsumen, Simbok tidak ingin dibantu. Semuanya masihlah dikerjakan sendiri, " tutur Ratiyah.
Bukan sekedar berjualan, memasak semua dagangan juga masihlah dikerjakan oleh Mbok Lindu. Disebutkan Ratiyah, siang sesudah pulang jualan gudeg Ibunya dengan dibantu dianya mulai masak sampai sore hari.
Sesudah masak, masakan dilewatkan ada diatas tungku semalaman, terutama gudegnya, supaya masakan betul-betul tanak.
Sistem memasaknya juga masihlah menjaga langkah tradisional yaitu memakai kayu bakar.
" Bisanya dalam satu hari kami bikin gudeg seputar 15 kg gori (nangka muda), " ungkap Tariyah.
Bukan sekedar memproses gudeg, Mbok Lindu juga memasak ayam kampung, telur, serta sambel goreng krecek.
Gudeg yang di jual oleh Mbok Lindu yaitu type basah, dengan cita rasa yang tidaklah terlalu manis seperti umumnya gudeg.
Sambal goreng kreceknya mempunyai cita rasa cukup pedas dengan taburan cabai rawit di atasnya yang begitu cocok jadi pendamping gudeg. Pengunjung dapat nikmati gudeg itu memakai nasi maupun bubur sesuai sama selera.
Satu jumlah nasi gudeg racikan Mbok Lindu ini bisa anda nikmati dari mulai Rp 15. 000 sampai Rp 25. 000. Ketrampilan mengolah gudeg ini diwariskan pada anak cucunya.
Sekarang ini dua orang menantu Mbok Lindu berjualan gudeg di depan pasar Ngasem, serta pasar Senin Yogyakarta. Dan seseorang cucunya yang juga berjualan tak jauh dari seputar jalan Sosrowijayan
Walau usianya sudah mencapi 96 th., namun daya ingatnya masihlah begitu tajam. Hal itu tampak dari bagaimanakah dia menceritakan pengalamannya berdagang.
Indra pendengaran dan penglihatannya juga masihlah baik, serta begitu lancar di ajak berkomunikasi oleh beberapa pelanggannya.